Rabu, 29 Maret 2017

Bilangan Biner dan Heksa Desimal

Mengonversi Bilangan Hexadesimal Ke Bilangan Biner


Bilangan biner

Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan :  110111


Bilangan heksadesimal
Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16 buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15. Contoh penulisan : C5


Konversi Biner ke Heksadesimal

Misalnya yang akan diubah 11100010   ke bentuk heksadesimal. Proses konversinya dengan cara memilahkan bit-bit tersebut menjadi kelompok-kelompok 4 bit. Pemilahan dimulai dari kanan ke kiri, sehingga hasilnya sbb:

1110 dan 0010

Kemudian konversikan bit-bit tersebut ke desimal terlebih dahulu satu persatu, sehingga didapat :

1110 = 14 dan 0010 = 2

Untuk angka 14 dilambangkan dengan E  
Dengan demikian, hasil konversinya adalah E2

Konversi Heksadesimal ke Biner

Dalam proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal mewakili 4 bit dari biner. Misalnya akan dilakukan proses konversi bilangan heksa B7    ke bilangan biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa tersebut konversi terpisah ke biner.

Ingat, B    merupakan simbol untuk angka desimal 1110. Desimal 1110 jika dikonversi ke biner menjadi , sedangkan desimal 7    jika dikonversi ke biner menjadi 0111  . Maka bilangan binernya adalah

 10110111
atau jika dibuat ilustrasinya seperti berikut ini :

B             7 —-> bentuk heksa

11            7 —-> bentuk desimal

1011        0111 —-> bentuk biner Hasilnya disatukan, sehingga menjadi 10110111

Sabtu, 15 Oktober 2016

Sejarah Uang dari Zaman Dulu-Sekarang



Uang ORI
ori-600.346524248
 
Desakan untuk mempunyai dan mencetak mata uang sendiri akhirnya muncul. Pemerintah menerbitkan ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia yang mulai diedarkan bulan Oktober tahun 1946. Situasi perang membuat peredaran uang ORI tersendat. ORI tetap diedarkan secara gerilya dan terbukti mampu meeningkatkan rasa solidaritas serta nasionalisme rakyat Indonesia. Penggunaan mata uang ORI secara sah dimulai pada tanggal 30 Oktober 1946. ORI terbagi atas 5 (lima) penerbitan.
1. ORI I (Tahun 1945)
Pada masa ini, ORI resmi diedarkan pada tanggal 30 Oktober 1946. Pecahannya mulai dari 1 sen, 5 sen, 10 sen, ½ rupiah, 1 rupiah, 5 rupiah, 10 rupiah, 100 rupiah.
2. ORI II (Tahun 1947)
Pada era ini, ORI II hanya memiliki empat pecahan mata uang, yaitu 5 rupiah, 10 rupiah, 25 rupiah, dan 100 rupiah. Pecahan 25 rupiah berbeda dengan tiga nominal lainnya. Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947 dan ditandatangani Mr Sjafruddin Prawiranegara.
3. ORI III (Tahun 1947)
Pada seri ini, ORI III terdiri dari tujuh jenis pecahan, yaitu dari ½ rupiah hingga 250 rupiah. Di era ini ada pecahan langka yaitu seri 100 rupiah Maramis. Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah di seri ORI IV.
4. ORI IV (Tahun 1948)
Seri ini memiliki nominal pecahan-pecahan yang sangat ganjil, yaitu 40 rupiah, 75 rupiah, 100 rupiah Hatta, 400 rupiah, dan salah satu karya terbaik dan terlangka, sekaligus termahal, nominal 600 rupiah (unissued).

Uang kertas RIS (Republik Indonesia Serikat) -
1a-rp-5-ris-1950
1brp5-ris-1950-
-
2arp10-ris-1950

2brp10-ris-1950

Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Republik Indonesia Serikatdibubarkan pada 17 Agustus 1950, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali sepenuhnya dari presiden Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil presiden Mohammad Hatta.








Uang Orde Baru

Screenshot_5

Pada zaman Presiden Soeharto uang pertama yang dikeluarkan adalah uang kertas seri "Sudirman" dengan pecahan 1, 2½, 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1.000, 5.000, dan 10.000 rupiah, yang ditandatangi oleh Gubernur BI Radius Prawiro dan Direktur BI Soeksmono B Martokoesoemo, beremisi tahun 1968 dan mulai diedarkan pada tanggal 8 Januari 1968.

Bentuk uang tahun 1984
Bentuk uang tahun 1984 | copyright ATSnotes.com
Salah satu di antaranya adalah pecahan 100 rupiah berwarna merah dengan gambar burung dara mahkota dan bertanda air Garuda Pancasila. Satu lagi ciri khas uang tahun 1984. Yakni semua uang pecahan yang diterbitkan di tahun ini tidak memiliki variasi tanda air ataupun nomor seri.

Bentuk uang tahun 1992

Bentuk uang tahun 1992 | copyright ATSnotes.com
Selain itu, pecahan 5.000 rupiah bergambar alat musik sasando yang dicetak dari tahun 1992 hingga tahun 2001. Adapun untuk pecahan 10.000 rupiah terdapat gambar Sultan Hamengkubuwono IX serta gambar candi Borobudur di bagian belakang. Burung cenderawasih untuk pecahan 20.000 rupiah serta gambar mantan presiden Soeharto untuk pecahan 50.000 rupiah yang hanya diterbitkan tahun 1993 dan 1994.

Bentuk uang tahun 1998

Bentuk uang tahun 1998 pada dasarnya tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya. Hanya saja, beberapa pecahan uang yang mengalami perubahan. Di antaranya pecahan 10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah, dan tambahan pecahan 100.000 rupiah.
Bentuk uang tahun 1998 | copyright ATSnotes.com
Untuk pecahan 10.000 rupiah bergambar pahlawan perempuan Tjut Njak Dhien di bagian depan yang terdiri dari 6 tahun cetak. Pecahan 20.000 rupiah yang semula burung cenderawasih berubah menjadi Ki Hajar Dewantara dan kegiatan belajar di bagian belakangnya. WR Supratman menjadi gambar pada pecahan 50.000 rupiah. Dan yang terakhir, uang polymer kedua di Indonesia dengan gambar Soekarno-Hatta dalam pecahan 100.000 rupiah.

Bentuk uang tahun 2000

Bentuk uang tahun 2000an | copyrright ATSnotes.com
Selain uang seribuan yang begitu fenomenal, Indonesia memiliki pecahan uang 5.000 rupiah bergambar Tuanku Imam Bonjol yang dikeluarkan tahun 2001, uang 10.000 rupiah berwarna merah keunguan, 20.000 rupiah dengan gambar Otto Iskandardinata dan pemetik teh, 50.000 rupiah, serta pecahan uang kertas 100.000 rupiah dengan gambar pahlawan Soekarno – Hatta. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar di atas.

Bentuk uang tahun 2009

Untuk tahun 2009 hingga sekarang, Indonesia masih menggunakan bentuk uang tahun 2000an. Kendati bergambar sama, namun pecahan uang tersebut memiliki ciri yang berbeda dari pecahan tahun 2000an seperti tanda tangan, tahun cetak di bagian depan, serta tahun emisi di bagian belakang.
Bentuk uang tahun 2009 | copyright ATSnotes.com
Di tahun ini pula, Indonesia mengeluarkan pecahan uang 2.000 rupiah yang bergambarkan Pangeran Antasari, pahlawan nasional asal Banjarmasin. Sedangkan di bagian belakang terdapat gambar Tarian Adat Dayak. Pecahan 2.000an ini dominan warna abu-abu dan berlaku sejak Juli 2009 yang lalu hingga sekarang.

  • PECAHAN 1 SEN
Merupakan uang logam dengan pecahan terkecil yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, berbahan alumunium dan bertahun 1952. Harga menurut katalog untuk kondisi UNC sekitar Rp. 10.000,- perkeping.
  • pecahan 5 sen
Juga terbuat dari alumunium dan mempunyai 2 variasi emisi yaitu 1951 dan 1954, harga Rp. 5000 perkeping UNC.

  • logam 10 sen
Terbuat dari alumunium, mempunyai 3 variasi emisi yaitu 1951, 1954 dan 1957. Harga ketiga variasi ini sekitar Rp. 5000 perkeping UNC.

  • pecahan 25 sen
Berbahan alumunium dan mempunyai 3 variasi emisi: 1952, 1955 dan 1957. Harga sekitar Rp. 5000 perkeping UNC.

  • pecahan 1 rupiah
 Hanya ada satu macam saja, yaitu emisi 1970 dan terbuat dari alumunium. Harga hanya beberapa ribu rupiah saja perkepingnya.

 

 

 

 

 

  • pecahan 2 rupiah
Juga hanya ada satu macam, terbuat dari alumunium emisi 1970, harga sekitar Rp. 2000 perkeping.

  • pecahan 100 rupiah
Sejak tahun 1973 Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai macam pecahan 100 rupiah, dimulai dengan pecahan 100 rupiah berbahan nickel dan berukuran besar dengan gambar rumah gadang (sering disebut sebagai 100 tebal), lalu digantikan pecahan yang lebih tipis (100 tipis) sampai yang terakhir terbuat dari bahan aluminium.

  • pecahan 200 rupiah
Terbuat dari alumunium, bergambar Jalak Bali dan hanya terdiri dari satu emisi yaitu tahun 2003. Juga masih dipergunakan sebagai alat pembayaran.  









  • pecahan 500 rupiah
1.      PECAHAN 500 RUPIAH KUNINGAN
Terbuat dari bahan kuningan (aluminium-perunggu) dengan gambar bunga melati dan angka Rp.500 kecil di bagian bawah.

2.     PECAHAN 500 RUPIAH ALUMUNIUM
Bergambar bunga melati dan Garuda Pancasila beserta tahun emisi yaitu 2003.

  • PECAHAN 1000 RUPIAH BIMETAL
erbuat dari 2 macam logam (metal) sehingga di sebut bimetal. Bagian cincin terbuat dari campuran copper-nickel (tembaga-nikel) dan bagian tengah dari bahan brass (kuningan).
Satu sisi bergambar kelapa sawit dan sisi lainnya bergambar Garuda Pancasila dengan tahun penerbitan. Terdapat 6 tahun emisi yaitu 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000.



 #Semoga_Bermanfaat :)